Saat ini tersebar sebuah berita yang menggemparkan di dunia maya, Makam
Rosulullah SAW akan dihancurkan Pemerintah Saudi Arabia setelah musim
haji selesai tahun ini, berita ini meluas hingga tershare di FB dan
twitter, tragisnya berita itu menjadi makanan mereka yang anti Saudi,
dendam yang tak ada habisnya, siapa lagi kalo bukan kaum syiah dan yang
memiliki kedekatan akidah dengannya, NU adalah contoh organisasi Islam
di Indonesia yang anti saudi, fitnah fitnah yang disebarkan ketua
umumnya lewat media menjadikan NU sebagai corong propaganda anti saudi
di Indonesia.
Tidak ada rencana penghancuran Makam Nabi di Saudi Arabia, kalaupun ada
perluasan tentu ada fatwa yang dikeluarkan, nyatanya hingga hari ini tak
ada fatwa yang keluar dari mufti di sana.
Saya tak bisa membayangkan jika dua kota suci mekkah dan madinah tidak
berhasil di kuasai oleh keluarga Al-Saud, kedua masjid itu mungkin tidak
akan berubah seperti sekarang, kumuh dan banyak pengemis dan kotak
kotak amal.
Project perluasan masjidil haram yang Insya Allah selesai tahun 2022
direncanakan mampu menampung 10 juta jamaah, project ini tentu memakan
banyak korban utamanya adalah penghancuran hotel hotel dan bangunan
bangunan sebagai imbas dari project ini , tapi saya lebih suka kosa
kata “pembersihan” daripada penghancuran.
Untuk diketahui Masjidil Haram sendiri pertama kali mengalami perluasan
pada tahun 1954 lalu, dimana saat itu hanya mampu menampung jamaah
sebanyak 300,000 orang saja.
Proyek perluasan kedua kemudian dilakukan pada masa raja Fahd bin Abdul
Aziz, dimana peningkatan jumlah kapasitas Masjidil Haram saat itu
menjadi 630,000 orang.
Pada tahun 2009, proyek perluasan Masjidil Haram tahap pertama telah
dimulai dengan menghancurkan 2,350 hotel di sekitar Masjidil Haram,
berikut juga gedung-gedung kantor dan bangunan lainnya.
Menyusul pembersihan bangunan di sekitar Masjidil Haram, proyek
perluasan kali ini juga merencanakan perubuhan 1,900 bangunan lain di
sekitar komplek Masjidil Haram.
Pemerintah Saudi sendiri dilaporkan telah menyiapkan dana sebesar
500,000 riyal (atau sekitar 1,2 milyar rupiah) untuk satu meter persegi
tanah yang akan dan telah mengalami penggusuran tersebut.
Tahap kedua proyek perluasan Masjidil Haram kini sedang berlangsung
dengan fokus pengerjaan pada perluasan area ibadah Masjidil Haram.
Hotel-hotel yang semula berada di sekitar komplek Masjidi Haram, kini
akan dibangun kembali di kawasan Jabal Umar yang kirannya nanti mampu
menampung sekitar 200,000 jamaah haji.
Proyek perluasan kali ini pun bukan hanya sekedar meluaskan area
Masjidil Haram, namun juga perbaikan sistem transportasi inter-city kota
Mekkah.
Sejak 2010 lalu pun, ternyata pemerintah Saudi juga telah menyiapkan
beberapa armada kereta listrik yang menghubungkan beberapa objek dalam
ritual ibadah Haji.
Penggunaan kereta listrik ini sendiri ditujukan untuk mengurangi potensi
kemacetan dan keributan selama penyelenggaraan ibadah haji.
Dengan pengadaan kereta listrik ini pula, sekitar 53,000 bis yang selama
ini beroperasi di Mekkah akan dipensiunkan, untuk kemudian diganti
dengan kereta listrik yang dinilai lebih aman dan lebih nyaman bagi
jamaah haji.
Sedangkan untuk perluasan masjid nabawi yang merupakan mesjid kedua yang
dibangun oleh rosulullah SAW setelah masjid Quba sudah dilakukan sejak
jaman Khalifah Umar Bin Khatab RA, dilanjutkan di masa Khalifah utsman
sedangkan di jaman moderen Raja Abdul Aziz meluaskan mesjid ini hingga
lebih dari 6000 meter persegi kemudian di lanjutkan oleh Raja Fahd tahun
1414 menjadi 100 ribu meter persegi dan dibangun lantai atas dengan
luas 67 ribu meter persegi dengan pelataran masjid yang luasnya mencapai
135 ribu meter persegi.
Tentu pengembangan perluasan mesjid dengan melihat quota jamaah yang
dari tahun ke tahun terus bertambah menjadi pemikiran pemerintah
setempat tapi tentu tanpa mengganggu makam Rosulullah dan dua sahabat
yang ada di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar