Selasa, 20 November 2012

Penghancuran Makam Nabi Propaganda Anti-Saudi





          Saat ini tersebar sebuah berita yang menggemparkan di dunia maya, Makam Rosulullah SAW akan dihancurkan Pemerintah Saudi Arabia setelah musim haji selesai tahun ini, berita ini meluas hingga tershare di FB dan twitter, tragisnya berita itu menjadi makanan mereka yang anti Saudi, dendam yang tak ada habisnya, siapa lagi kalo bukan kaum syiah dan yang memiliki kedekatan akidah dengannya, NU adalah contoh organisasi Islam di Indonesia yang anti saudi, fitnah fitnah yang disebarkan ketua umumnya lewat media menjadikan NU sebagai corong propaganda anti saudi di Indonesia.
Tidak ada rencana penghancuran Makam Nabi di Saudi Arabia, kalaupun ada perluasan tentu ada fatwa yang dikeluarkan, nyatanya hingga hari ini tak ada fatwa yang keluar dari mufti di sana.
Saya tak bisa membayangkan jika dua kota suci mekkah dan madinah tidak berhasil di kuasai oleh keluarga Al-Saud, kedua masjid itu mungkin tidak akan berubah seperti sekarang, kumuh dan banyak pengemis dan kotak kotak amal.
Project perluasan masjidil haram yang Insya Allah selesai tahun 2022  direncanakan  mampu menampung 10 juta jamaah, project ini tentu memakan banyak korban utamanya adalah penghancuran hotel hotel dan bangunan bangunan sebagai imbas dari project ini , tapi saya lebih suka kosa kata  “pembersihan” daripada penghancuran.
Untuk diketahui Masjidil Haram sendiri pertama kali mengalami perluasan pada tahun 1954 lalu, dimana saat itu hanya mampu menampung jamaah sebanyak 300,000 orang saja.
Proyek perluasan kedua kemudian dilakukan pada masa raja Fahd bin Abdul Aziz, dimana peningkatan jumlah kapasitas Masjidil Haram saat itu menjadi 630,000 orang.
Pada tahun 2009, proyek perluasan Masjidil Haram tahap pertama telah dimulai dengan menghancurkan 2,350 hotel di sekitar Masjidil Haram, berikut juga gedung-gedung kantor dan bangunan lainnya.
Menyusul pembersihan bangunan di sekitar Masjidil Haram, proyek perluasan kali ini juga merencanakan perubuhan 1,900 bangunan lain di sekitar komplek Masjidil Haram.
Pemerintah Saudi sendiri dilaporkan telah menyiapkan dana sebesar 500,000 riyal (atau sekitar 1,2 milyar rupiah) untuk satu meter persegi tanah yang akan dan telah mengalami penggusuran tersebut.
Tahap kedua proyek perluasan Masjidil Haram kini sedang berlangsung dengan fokus pengerjaan pada perluasan area ibadah Masjidil Haram.
Hotel-hotel yang semula berada di sekitar komplek Masjidi Haram, kini akan dibangun kembali di kawasan Jabal Umar yang kirannya nanti mampu menampung sekitar 200,000 jamaah haji.
Proyek perluasan kali ini pun bukan hanya sekedar meluaskan area Masjidil Haram, namun juga perbaikan sistem transportasi inter-city kota Mekkah.
Sejak 2010 lalu pun, ternyata pemerintah Saudi juga telah menyiapkan beberapa armada kereta listrik yang menghubungkan beberapa objek dalam ritual ibadah Haji.
Penggunaan kereta listrik ini sendiri ditujukan untuk mengurangi potensi kemacetan dan keributan selama penyelenggaraan ibadah haji.
Dengan pengadaan kereta listrik ini pula, sekitar 53,000 bis yang selama ini beroperasi di Mekkah akan dipensiunkan, untuk kemudian diganti dengan kereta listrik yang dinilai lebih aman dan lebih nyaman bagi jamaah haji.
Sedangkan untuk perluasan masjid nabawi yang merupakan mesjid kedua yang dibangun oleh rosulullah SAW setelah masjid Quba sudah dilakukan sejak jaman Khalifah Umar Bin Khatab RA, dilanjutkan di masa  Khalifah utsman sedangkan di jaman moderen Raja Abdul Aziz meluaskan mesjid ini hingga lebih dari 6000 meter persegi kemudian di lanjutkan oleh Raja Fahd tahun 1414 menjadi 100 ribu meter persegi dan dibangun lantai atas dengan luas 67 ribu meter persegi dengan pelataran masjid yang luasnya mencapai 135 ribu meter persegi.
Tentu pengembangan perluasan mesjid dengan melihat quota jamaah yang dari tahun ke tahun terus bertambah menjadi pemikiran pemerintah setempat tapi tentu tanpa mengganggu makam Rosulullah dan dua sahabat yang ada di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar